Tinjauan
umum pandangan dunia teknologi komunikasi didalam kehidupan budaya
Kini
tentu tidak asing lagi dengan hasil teknologi komunikasi. Semakin
hari
teknologi komunikasi semakin mengembangkan kecanggihannya. Semula
hanya
berfungsi sebagai alat komunikasi, berikutnya berkembang
bertambah
fungsi sebagai alat komunikasi sekaligus radio, berikutnya
dapat
digunakan untuk koneksi internet, kemudian ditambah kamera
untuk
memotret, lalu ditambah kamera untuk video
shooting. Kini
berkembang
dengan teknologi 3G, yaitu berkomunikasi dengan saling
melihat
mitra bicara melalui layar telepon seluler. Perkembangan teknologi berlangsung
begitu pesat. Manusia akhirnya dipaksa untuk mengikuti perkembangan tersebut. Dengan
adanya teknologi, manusia diuntungkan, namun juga dapat
sebaliknya.
Ada
beberapa pendapat tentang definisi ilmu pengetahuan. Salah
satunya
berasal dari J. Haberer. Menurut J. Haberer, ilmu pengetahuan
adalah
suatu hasil aktivitas manusia
yang merupakan kumpulan teori,
metode,
dan praktik yang menjadi pranata dalam masyarakat,
sedangkan
menurut E. Cantote, ilmu pengetahuan adalah suatu
hasil
aktivitas
manusia yang mempunyai makna dan metode.
Sedangkan
teknologi adalah segala tindakan baru yang digunakan oleh manusia untuk
mengubah alam, termasuk tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain. Teknologi bermula dari hal-hal
yang sederhana. Menciptakan sesuatu untuk mengatasi persoalan yang ada pada
kehidupan sehari - hari. Teknologi kemudian berkembang kepada hal-hal yang
lebih rumit dan kompleks. Dengan demikian juga diperlukan tingkat teknologi
yang lebih tinggi. Y.B.
Mangunwijaya mengatakan
bahwa menurut Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, masyarakat Indonesia
membutuhkan tiga jenis teknologi, yaitu teknologi maju, teknologi adaptif
(menyesuaikan), dan teknologi protektif (teknologi perlindungan).
a.
Teknologi Maju
Teknologi
maju adalah teknologi yang memiliki tingkat kerumitan dan kecanggihan lebih
tinggi dibandingkan dengan teknologi biasa. Contoh dari teknologi ini antara
lain satelit, radar, nuklir, pesawat ruang angkasa, dan lain-lain.
b.
Teknologi Adaptif
Teknologi
Adaptif adalah teknologi yang dapat menyesuaikan kebutuhan manusia. Contohnya
adalah telepon. Awalnya telepon adalah alat komunikasi yang dihubungkan ke
operator namun kemudian berubah. Pesawat telpon dapat dihubungkan langsung kepada
yang dituju tanpa operator. Kini telepon dapat digunakan tanpa menggunakan kabel.
Perubahan pesat pada elemen kegunaan pada telepon genggam; dapat digunakan
mendengarkan radio, membaca email, hingga temu muka melalui layar monitornya.
c.
Teknologi Protektif
Teknologi
Protektif adalah teknologi yang mampu melindungi manusia. Contoh dari teknologi
ini adalah senapan mesin. Senapan mesin memiliki kecanggihan memuntahkan peluru
sebagai senjata untuk pertahanan diri. Oleh karena itu, senapan mesin termasuk dalam
teknologi protektif. Senapan tersebut dapat digunakan sebagai teknologi protektif.
Masalah Teknologi dan Gaya Hidup
Kajian atas teknologi menjadi semakin meluas dan menarik dengan
mengkaitkannya pada persoalan gaya hidup. Dalam konteks masyarakat perkotaan
yang notabene teknologi lebih banyak diciptakan
maka teknologi berkaitan erat dengan masalah gaya hidup. Bahkan tidak jarang
teknologi kemudian menjadi tolok ukur tingkat gaya hidup seseorang atau
menunjukkan status tertentu. Setiap individu di daerah perkotaan tampaknya
tidak bisa menghindari adanya status atau kelas sosial yang biasanya diukur
melalui kebendaan material semata. Telepon seluler (handphone) menjadi kasus yang tepat dalam analisis ini. Dari tahun ke tahun
teknologi telekomunikasi dalam bentuk handphone ini seolah merajai pasar piranti telekomunikasi di Indonesia.
Perusahaan Nokia adalah perusahaan telekomunikasi yang paling banyak mengeruk keuntungan
di pasar Asia Tenggara dengan omzet penjualan handphonenya yang terus meningkat. Perusahaan ini selalu melakukan
inovasi dalam bentuk fisik handphone berikut spesifikasinya sehingga jenisnya pun beragam disesuaikan
dengan kebutuhan konsumen. Nokia jeli melihat pangsa pasar sehingga produknya
laku keras di pasaran. Saat handphone masih menjadi barang elektronik yang langka maka benda material
tersebut menjadi salah satu tolok ukur gaya hidup masyarakat modern. handphone menjadi simbol status
seseorang yang memiliki atau menggunakannya karena harga sebuah handphone berikut kartu selulernya
mahal dan hanya tercapai oleh masyarakat pada status sosial tertentu saja.
Ketika harga handphone mulai turun maka orang mulai banyak yang membutuhkannya padahal
pada awalnya tidak butuh entah karena memang benar-benar membutuhkan secara
fungsional ataukah membutuhkan secara sosial untuk gaya hidup. Menurunnya harga
handphone juga membuat segregasi
diantara masyarakat karena jenis dan variasinya pun semakin beragam tergantung dari
kecanggihannya. Harga ini sendiri menyimbolkan status sosial dari pemiliknya
sehingga jelas sudah bahwa teknologi turut memberikan kontribusi dalam pelapian
sosial suatu masyarakat. Seorang direktur layaknya memiliki handphone dengan kapasitas mini
komputer dan fasilitas jaringan internet serta fitur-fitur canggih yang
terintegrasi dalam sebuah handphone karena ini akan memperlihatkan siapa dirinya. Dengan alasan inilah orang
kemudian rela membeli handphone dengan harga jutaan rupiah hanya karena memperhitungkan gengsi
dan posisi sosial dalam masyarakat semata. Orang tidak mau dianggap rendah,
miskin apalagi tidak modis dengan menggunakan handphone yang modelnya tidak up to
date, apalagi jika sampai
tidak memakai atau menggunakannya. Dengan demikian, sebuah benda hasil
teknologi buatan manusia sudah bergeser kegunaannya. Apabila sebelumnya
teknologi diciptakan dengan mempertimbangkan nilai gunanya (use value) namun semakin modernnya suatu
mayarakat yang ditandai atau disimbolkan dengan berbagai benda material berupa
teknologi maka fungsi sejati teknologi sudah kabur. Dia
tidak
lagi diciptakan dengan pertimbangan nilai guna namun lebih diproduksi dengan pemikiran
nilai simboliknya (symbolic value). Orang tidak lagi menilai sebuah handphone dari apa fungsinya namun
dari bagaimana handphone kemudian memberikan efek simbolik kepada diri si pemakainya
Dampak
Iptek Terhadap Masyarakat dan Budaya Setempat
Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan
masyarakat
dan memajukan kehidupan bangsa dan negara di berbagai sektor. Namun harus
disadari di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup.
Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam,
lingkungan sosial dan budaya. Lingkungan alam adalah segala kondisi alam baik
yang organik maupun anorganik (tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, udara,
dan lain-lain). Sedangkan lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di
sekitar, baik perorangan maupun kelompok ( misalnya keluarga, teman sepermainan,
tetangga, dan teman sekerja). Kemudian juga menyangkut lingkungan budaya, yakni
hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku
manusia misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat,
pakaian, rumah, dan lain-lain.
1. Perubahan Tata Nilai
Berbagai
penemuan teknologi telah membawa perubahan yang begitu cepat dalam tata
kehidupan masyarakat. Perubahan itu antara lain cara orang bekerja, gaya hidup,
dan tata nilai masyarakat.
Berbagai
penemuan dan penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi
dan industrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan serba
cepat, dan komunikasi secepat kilat. Ciri masyarakat industrialis akan samgat
tergantung pada produk teknologi. Ketergantungan ini telah mendorong pada
pilihan-pilihan yang terkait dengan reward (keuntungan) dan cost (biaya). Untuk
mencapai kesejahteraan hidup, orang cenderung untuk mendapatkan keuntungan dan memperkecil
biaya. Hal ini telah mengarahkan manusia ke dalam paham materialisme. Akibatnya,
ketergantungan manusia terhadap sesamanya semakin berkurang. Ikatan sosial
tradisional akan semakin luntur dan beralih pada ikatan kepentingan dengan
pertimbangan untung dan rugi. Muncullah tata nilai budaya yang individual
materialistik. Nilai-nilai kegotongroyongan, terutama di lingkungan masyarakat
kota mulai melemah.
2. Adanya Kesenjangan Sosial
Perkembangan
industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Tetapi juga memunculkan
kesenjangan sosial di masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal
yang kaya bahkan menjadi konglomerat, tetapi juga ada kelompok masyarakat yang
tidak memiliki ketrampilan. Mereka yang tidak menguasai teknologi akan semakin
ketinggalan dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam
antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan
kerawanan keamanan. www.studentsite.gunadarma.ac.id
Sumber:
www.google.com
Nama
:
Nurilita Wiguna
NPM :
15212500
Kelas :
1EA28
Mata
kuliah : Ilmu Kebudayaan Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar