Translate

Selasa, 11 November 2014

PERILAKU KONSUMEN



Nama : Nurilita Wiguna
NPM : 15212500
Kelas : 3EA28
Mata Kuliah : Perilaku Konsumen#
 
I.                   SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI

1.      Segmentasi Pasar
A.    Segmentasi Pasar dan Kepuasan Konsumen
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok  pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru (product diversification), tetapi didasarkan atas atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen. Segmentasi pasar juga dapat dilihat dari kepuasan konsumen, profitabilitas dan strategi pemasarannya.
Berikut ini definisi dari Segmentasi Pasar menurut beberapa ahli, diantaranya:
a.       Swastha & Handoko (1997)
Memberi pengertian bahwa segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
b.      Pride & Ferrel (1995)
Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmensegmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompokkelompok pasar yang terdiri dari orangorang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

Kegiatan segmentasi pasar harus dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
-        Pasar lebih mudah dibedakan.
-        Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik.
-        Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah.
-        Mendesain produkproduk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.
-        Menganalisis pasar.
-        Menemukan ceruk peluang (nieche).
-        Menguasai posisi yang superior dan kompetitif .
-        Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.

Dasardasar segmentasi pasar pada pasar konsumen, yaitu:
-        Geografi (negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa).
-        Demografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama).
-        Psikografi (kelas social, gaya hidup, nilai – nilai kehidupan yang dianut, dan kepribadian).

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya. Philip Kotler (1997:36).
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
-        Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk.
-        Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud.
Hubungan antara segmentasi pasar dengan kepuasan konsumen adalah segmentasi pasar memiliki peranan yang cukup penting bagi kepuasan konsumen. Hal ini dikarenakan segmentasi pasar memiliki tujuan membagi karakteristik atau perilaku konsumen dan menerapkan kedalam produk-produk yang akan dipasarkannya demi memenuhi kebutuhan atau selera serta kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas dan senang apabila membeli suatu produk sesuai dengan harapan dan keinginan mereka dan sebaliknya apabila konsumen merasa kecewa terhadap suatu produk maka konsumen akan mencari produk lain yang lebih sesuai harapan konsumen.
B.     Segmentasi dan Profitabilitas
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
-        dapat diukur.
-        dapat dicapai.
-        cukup besar atau cukup menguntungkan.
-        dapat dibedakan.
-        dapat dilaksanakan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perusahaan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perusahaan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh  perusahaan untuk menghasilkan  keuntungan yang baik:
-        Tingkatkan efisiensi proses produksi.
-        Fokus pada “Core Business” terpenting perusahaan.
-        Berdayakan orang – orang yang berdedikasi melalui kepemimpinan.
-        Pertajam kecerdasan organisasi.
-        Kompensasi yang sesuai.
C.      Penggunaan Segmentasi dalam Strategi Pemasaran
Segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
  • Measurable : ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
  • Accessible : segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
  • Substantial : segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
  • Differentiable : segmen – segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen – elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
  • Actionable : program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Analisis Demografi
Demografi adalah uraian tentang penduduk terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor – faktor ini berubah.
Analisis yang dilakukan meliputi :
-        Pertumbuhan populasi dunia.
-        Bauran umur populasi.
-        Etnis dan pasar lain.
-        Kelompok pendidikan.
-        Pola rumah tangga.
-        Pergeseran geografis dalam populasi.
2.      Rencana Perubahan
A.    Analisis Konsumen dan Kebijakan Sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai tahapan sebagai berikut:
  • Analisis kebutuhan, konsumen akan membeli produk jika ia merasa butuh dan ingin membeli produk tersebut. Kebutuhan ini sifatnya memaksa.
  • Pencarian informasi, setelah merasa kebutuhannya harus dipenuhi dengan segera, konsumen akan mencari informasi – informasi yang berhubungan dengan barang sesuai kebutuhan.
  • Evaluasi alternative, konsumen memikirkan jika barang kebutuhannya tidak terpenuhi maka barang pengganti atau alternatifnya telah direncanakan sebelumnya.
  • Keputusan pembelian, setelah adanya barang yang dibutuhkan maka konsumen memutuskan membeli dengan banyak pertimbangan.
  • Sikap pasca pembelian, konsumen merasa senang atau tidak dengan kualitas barang tersebut.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru. Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi – konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensikonsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsipprinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan – pilihan tindakan sebagai berikut:
-        Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
-        Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
-        Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
B.     Perubahan Struktur Pasar Konsumen
-        Pasar persaingan sempurna, produsen  memasarkan produk yang sama dengan jumlah yang banyak, dengan konsumen yang banyak pula.
-        Pasar monopolistik, jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana  konsumen  produk tersebut berbeda – beda antara produsen yang satu dengan yang lain.
-        Pasar oligopoli, adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area.
-        Pasar monopoli, akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual.
II.                PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

Kotler dan Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian.
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen :
-         Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
-         Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang  terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
-         Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
-         Integritas (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
A.     Model Proses Pengambilan Keputusan
-         Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum.
-         Model Manusia Administrasi dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
-         Model Manusia Mobicentrik dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan.
-         Model Manusia Organisasi dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan.
-         Model Pengusaha Baru dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif.
-         Model Sosial dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·         Model Preskriptif pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·         Model Deskriptif, menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
·         Model Preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.

B.     Tipe – Tipe Proses Pengambilan Keputusan

Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:
-         Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
-         Pencarian informasi, konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.
-         Evaluasi alternatif, konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari.
-         Keputusan pembelian.
-         Perilaku pasca pembelian, para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.

C.      Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

-        Trial & error : Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama sekali.
-        Intuisi, penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah.
-        Nursing process, proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
-        Scientific method / Research Process, proses riset/ penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika, dengan pendekatan yang sistematis.

D.     Pembelian

Pembelian adalah suatu peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan sama – sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua belah pihak.

Tugas pembelian :

-         Melakukan transaksi pembelian pada watu dan tempat yang tepat.
-         Barang yang dibeli memiliki manfaat dan fungsi yang diperlukan.
-         Sebelum membeli membandingkan harga dari tempat yang berbeda.
-         Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang atau jasa.
-         Barang yang dibeli kemungkianan dapat dijual kembali.
-         Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang ada.

Manfaat pembelian :

-        Mendapatkan barang hasil pembelian. 
-        Dapat memenuhi kebutuhan melalui pembelian.
-        Hasil Pembelain dapat bermanfaat.
-        Penjual mendapatkan hasil dari penjualannya.

Jenis – jenis pembelian :

-        Pembelian secara Cash atau tunai adalah pembelian yang dilakukan sekali transaksi dengan menerima barang yang di beli dan memberikan uang sebagai alat tukar yang sesuai dengan jumlah yang disepakati.
-        Pembelian Credit atau berkala adalah pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali transaksi, pada transaksi pertama pembeli memberikan sejumlah uang sebagai uang muka dan penjual memberikan  barang yang di beli dengan catatan akan terjadi pembayaran kedua.
E.      Diagnosa Perilaku Konsumen
Pengambilan keputusan yang komplek seringnya untuk produk berkategori :
-        Barang dengan harga tinggi.
-        Barang yang mempunyai resiko penampilan.
-        Barang yang kompleks.
-        Barang special.
-        Barang yang berhubungan dengan ego seseorang.
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu :
-        Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik.
-        Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.
-        Pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide diantara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen :
-        Pendekatan interpretif, menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.
-        Pendekatan tradisional, yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen.
-        Sains marketing, yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.

III.             EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
Evaluasi aternatif adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif dalam proses pengambilan keputusan selanjutnya. Bila seseorang dihadapkan pada pembelian produk,
yaitu antara membeli produk yang satu dan yang lain dengan kesamaan jenis, maka dia ada
dalam posisi harus membuat evaluasi alternatif sebelum pembelian. Dalam  proses evaluasi alternatif, konsumen harus melakukan pemecahan  masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
A.    Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif – alternatif pilihan. Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah :
1.      Harga, harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas.
2.      Nama Merek, merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk.
3.      Negara asal, negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk.
4.   Saliensi ( aribut yang mencolok), konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

B.     Menentukan alternatif Pilihan
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa  komponen: 
-        Keputusan tentang jenis produk.
-        Keputusan tentang bentuk produk.
-        Keputusan tentang merk.
-        Keputusan tentang penjualnya.
-        Keputusan tentang jumlah produk.
-        Keputusan tentang waktu pembelian.
-        Keputusan tentang cara pembayaran.
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alternatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan alternatif produk yang menjadi pilihan.
C.    Menaksir Alternatif Pilihan
Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif  pilihan keputusan konsumen :
1.      Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man.
2.      Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitif man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.
3.      Sudut Pandang Emosional
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
D.    Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah yang paling maksimal dalam memenuhi berbagai kriteria yang dapat di capai oleh produk.
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. Keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu “terbaik” alternatif.
-         Kata penghubung aturan keputusan, aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.
-         Disjungtif aturan  keputusan, aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi
-         Eliminasi oleh aspek aturan keputusan, untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui  satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
-         Leksikografis aturan keputusan, aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.
-         Kompensasi aturan keputusan, aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya.     

IV.             PEMBELIAN 
Pembelian adalah suatu peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan sama – sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua belah pihak.
A.    Proses Keputusan Pembelian.
Menurut Kotler (2000 : 171) terdapat lima tahapan bagi konsumen dalam membuat keputusan pembelian yaitu :
1.      Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan.
2.      Pencari Informasi
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan mencari informasi lebih lanjut. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu:
-        Sumber pribadi ; keluarga, teman, tetangga, kenalan.
-        Sumber komersial ; iklan, wiranaga, penyalur, kemasan, pajangan.
-        Sumber publik ; media massa, organisasi konsumen .
-        Sumber pengalaman ; penanganan, pengkajian dan pemakaian produk .
Sumber – sumber ini memberikan pengaruh yang relatif berbedabeda sesuai dengan.jenis produk dan karakteristik pembeli.
3.      Evaluasi Alternatif
Konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar untuk memahami proses evaluasi.
4.      Keputusan Pembelian
Terdapat dua faktor yang berbeda diantara niat pembelian dengan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah pendirian orang, tergantung atas pendirian orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Sedangkan faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Dalam menjalankan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub – keputusan yaitu keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.
5.       Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. .Jika produk lebih rendah daripada harapan pembeli, maka pembeli akan kecewa. Jika kinerja produk sesuai harapan pembeli, maka pembeli akan, merasa puas.
B.     Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu :
-        Pembelian yang direncanakan, biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barangbarang tertentu. Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli.
-        Pembelian yang tidak direncanakan, terjadi karena konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembelian tidak direncanakan, yaitu:
§  Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang toko, supermarket atau mall dimana si konsumen beraktifitas: mencakup pilihan lokasi , tata letak (layout), rak pajangan (rack display), tata ruang, warna interior, pengaturan udara, musik (suara) dan layout produk. Pemilihan lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses dari dan ke toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi.
§  Masalah waktu. Ketersediaan waktu juga mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan melakukan pembelian. Jika mereka tidak mempunyai cukup banyak waktu, maka mereka akan mengurangi waktu untuk pencarian informasi.
§  Adanya rangsangan – rangsangan tertentu yang “sengaja” diciptakan oleh para pemasar sehingga konsumen melakukan pembelian yang tidak direncanakan, bahkan seringkali tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikannya pada barang yang dibeli. Rangsangan itu dapat berupa potongan pembelian, gift, gimmick, promo, launching produk baru (atau yang diperbarui), obral, dan seterusnya.

C.    Memilih Sumber – Sumber Pembelian
Terbagi atas sumber pembelian intern dan sumber pembelian ekstern sebagai berikut :
-        SumberSumber Pembelian Intern :
§  Motivasi
Merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
§  Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti.
§  Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
-        Sumbersumber Pembelian ekstern
§  Kebudayaan
Faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen.
§  Kelompok Sosial dan Referensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitar dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli.
Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
o   Kelompok acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang.
o   Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang seharihari.
§  Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.


REFERENSI :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar