I.
KEPRIBADIAN,
NILAI, DAN GAYA HIDUP
A.
Pengertian
Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri watak seorang
individu yang konsisten yang mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri
meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian
berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku
seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya.
Pengertian kepribadian
menurut beberapa ahli :
a. Yinger,
kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer,
kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini dan sikap – sikap seseorang.
c. Cuber,
kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat – sifat yang tampak dan dapat
dilihat oleh seseorang.
d. Theodore R. Newcombe,
kepribadian adalah organisasi sikap – sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilaku.
e. Gordon W.Allpor,
kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis darisistem psiko-fisik indvidu
yang menentukan tingkah laku .
Kepribadian adalah
seperangkat karakteristik psikologis yang menentukan pola berpikir, merasakan
dan bertindak, yaitu individualitas pribadi dan sosial dari seseorang.
Pembentukan kepribadian adalah proses bertahap, kompleks dan unik untuk setiap
individu.
Sifat sifat kepribadian
Struktur kepribadian
berkisar di seputar upaya untuk mengindentifikasi dan menamai karakteristik
permanen yang menjelaskan prilaku individu atau seseorang.
Faktor – faktor penentu kepribadian adalah :
-
Faktor keturunan
seperti tinggi badan ,fisik , bentuk wajah , dan lain - lain.
-
Lingkungan seperti faktor
lingkungan memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.
Dimensi kepribadian :
-
Ekstraversi, suatu dimensi kepribadian yang mencirikan
seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
-
Sifat menyenangkan, suatu dimensi kepribadian yang
mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
-
Sifat mendengarkan kata hati, suatu dimensi kepribadian yang
mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan
berorientasi prestasi.
-
Kemantapan emosional, suatu dimensi kepribadian yang
mencirikan seseorang yang tenang, bergairah, terjamin (positif), lawan tegang,
gelisah, murung dan tak kokoh (negatif).
-
Keterbukaan terhadap pengalaman, suatu dimensi kepribadian
yang mencirikan seseorang yang imajinatif, secara artistik peka dan
intelektual.
·
Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu
yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
Sifat-sifat nilai
menurut Bambang Daroeso (1986) adalah
sebagai berikut:
a. Nilai
itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang
bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran.
b. Nilai
memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita – cita, dan
suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan
manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan
c. Nilai
berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.Misalnya,
nilai ketakwaan.
Macam – macam nilai
Dalam filsafat, nilai
dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a. Nilai
logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai
estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai
etika/moral adalah nilai baik buruk.
Notonegoro dalam Kaelan
(2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai
itu adalah sebagai berikut :
itu adalah sebagai berikut :
a. Nilai
material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai
vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai
kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian meliputi:
-
Nilai kebenaran yang
bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
-
Nilai keindahan atau
nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan(emotion) manusia.
-
Nilai kebaikan atau
nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak manusia.
-
Nilai religius yang
merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada
kepercayaan atau keyakinan manusia.
·
Pengertian Gaya Hidup
Gaya
hidup merupakan sebuah penggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang
berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler
dalam Sakinah, 2002). Menurut Susanto
(dalam Nugrahani, 2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi
diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada
norma yang berlaku. Oleh karena itu
banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagainya.
Gaya
hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya
hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan
uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan – kawannya, ada
yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja,
melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang
dan uang berlebih untuk kegiatan sosial – keagamaan. Gaya hidup dapat
mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan – pilihan
konsumsi seseorang.
B.
Nilai
– Nilai Individu
Pola yang dapat kita
lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alasan seseorang dalam
membelanjakan uang atau sumber daya yang mereka kelola dan mereka miliki.
Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan jasa terhadap kehidupan,
maka makin tinggi pula apresiasi mereka dalam memandang barang dan jasa
tersebut dari segi konsumsi.
Dilihat dari
kepribadian, perilaku konsumen memiliki nilai – nilai individu sebagai berikut
:
-
Id, itu untuk
mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan – kumpulan energi atau ketegangan,
yang dicurahkan dalam jasad oleh ransangan – ransangan baik dari dalam maupun
dari luar. Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang asli atau yang
pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure
principle). Bertujuan untuk mengurangi ketegangan. Ketegangan dirasakan
sebagai penderitaan. Tujuan dari prinsip kesenangan ini dapat dikatakan terdiri
dari usaha mencegah dan menemukan kesenangan.
-
Ego, adalah hubungan
timbal balik antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu sistem
rohaniah baru. Berlainan dengan Id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego
dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality
principle). Bertujuan untuk menangguhkan peredaan energi sampai benda nyata
yang akan memuaskan telah ditemukan atau dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan
berarti bahwa ego harus dapat menahan ketegangan sampai ketegangan itu dapat
diredakan dengan suatu bentuk kelakuan yang wajar.
-
Super ego, adalah suatu
cabang moril atau cabang keadilan dari kepribadian. Super ego lebih mewakili
alam ideal daripada alam nyata. Super ego terdiri dari dua anak sistem, ego
ideal dan hati nurani.
C.
Konsep
Gaya Hidup dan Pengukurannya
Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang
menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang
terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi
sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
Psikografi adalah variabel – variabel yang digunakan untuk
mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup
digunakan secara bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai,
aktivitas, minat, opini, dan demografi.
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian.
Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan
uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan
konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik
pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Ada 3 Faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumen :
- Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
- Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
- Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam pertanyaan yang diajukan.
Amstrong menyatakan bahwa faktor – faktor
yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar
(eksternal).
Faktor internal yaitu:
a. Sikap, berarti suatu keadaan jiwa
dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu
objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung
pada perilaku
b. Pengalaman dan pengamatan.
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman
dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari.
c. Kepribadian, adalah konfigurasi
karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku
dari setiap individu.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003)
sebagai berikut :
a. Kelompok referensi, adalah kelompok
yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang.
b. Keluarga, memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua
akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola
hidupnya.
c. Kebudayaan, meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan – kebiasaan yang diperoleh individu
sebagai anggota masyarakat.
D.
Pengukuran
Ganda Terhadap Perilaku
Pengukuran ganda
perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku konsumen. Kepribadian
mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki efek yang
lebih besar. Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga
memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah
yang paling praktis untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya
adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap
pengambilan keputusan konsumen :
-
Sikap orang lain
-
Faktor situasi tak terduga
Konsumen mungkin membentuk
kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan
manfaat produk yang diharapkan.
II.
PENGARUH
SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN
Sikap dan
Perilaku Konsumen
Sikap merupakan hasil dari pencarian
dan evaluasi informasi yang luas atas berbagai kemungkinan yang membentuk suatu
sikap terhadap alternatif – alternatif yang dipertimbangkan. Sikap sebagai
suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara
menguntungkan dan tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek
atau alternatif yang diberikan.
Pengertian sikap menurut para ahli
sebagai berikut :
a.
Sarnoff (dalam
Sarwono, 2000) sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition
to react) secara positif (favorably) atau secara
negatif (unfavorably)terhadap obyek – obyek tertentu.
b.
D.Krech
dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai
organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional,
perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
c. Soetarno
(1994) memberikan
definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk
bertindak terhadap obyek tertentu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap, yaitu:
-
Pengalaman pribadi.
-
Kebudayaan.
-
Orang lain yang di anggap penting.
-
Media massa.
-
Institusi pendidikan dan agama.
-
Faktor emosi.
Perilaku
Konsumen
Menurut
Schiffman dan Kanuk (1997), ilmu perilaku konsumen merupakan ilmu tentang
bagaimana individu mengambil suatu keputusan dalam menggunakan sumberdaya yang
dimilikinya yaitu waktu, tenaga dan uang untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk
mempelajari apa, mengapa, kapan, dan dimana seseorang membeli, serta seberapa
sering seseorang membeli dan menggunakan suatu produk dan jasa. Peter dan Olson (1999) menyatakan bahwa
:
a.
Perilaku konsumen itu dinamis karena pikiran, perasaan, dan
tingkah laku individu, kelompok konsumen dan lingkungan sosial akan selalu
berubah.
b. Perilaku konsumen dipengaruhi
pikiran antar manusia, perasaan, dan tingkah laku beserta lingkungannya.
c.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
diantara manusia.
Engel et.al. (1994),
mengemukakan bahwa perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen melewati lima tahapan yaitu : pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian.
Proses
pengambilan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu:
a.
Faktor perbedaan individu terdiri dari sumberdaya konsumen,
motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan
demografi.
b. Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya,
kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.
c.
Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi,
pembelajaran, perubahan sikap/perilaku.
A. Dari Bujukan Hingga
Komunikasi
Berawal
dari sdtimulan yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan
pemasaran dari pemasar dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri.
Sedangkan proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun
sosial konsumen. Respons perilaku konsumen dapat dijadikan faktor yang dapat
membentuk keputusan pembelian (yaitu pembelian selanjutnya) atau tidak
melakukan pembelian (menolak produk yang ditawarkan).
Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi
bujukan hingga komunikasi mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para
pemasar dapat melakukan kegiatan yang dapat dijadikan teknik modifikasi
perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek
produk, aspek harga, dan aspek promosi.
B. Teknik Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai: (1) upaya,
proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku, (2) aplikasi prinsip – prinsip
belajar yg teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku tidak adaptif
menjadi perilaku adaptif, (3) penggunaan secara empiris teknik – teknik
perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatan positif,
penguatan negatif, dan hukuman, atau (4) usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip
proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.
Modifikasi perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan
lingkungan, artinya bahwa prosedur dan teknik tritmen menekankan pada
modifikasi lingkungan tempat dimana individu tersebut berada, sehingga
membantunya dalam berfungsi secara lebih baik dalam masyarakat.
Adapun teknik modifikasi perilaku adalah sebagai berikut :
a. Dorongan (Prompting), permintaan untuk melakukan suatu tindakan kepada
seseorang.
b. Teknik banyak permintaan (Many asking), mengajukan beberapa
permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari permintaan yang kecil lalu
ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya, diawali dari permintaan besar
kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil.
c. Prinsip resiprositas (Reprosity), teknik meningkatkan
kepatuhan konsumen atas permintaan pemasar dengan lebih dahulu menawarkan orang
bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk.
d. Peran komitmen (Committement), komitmen yang dipegang secara konsisten akan
meningkatkan jumlah pembelian. Komitmen yang tertulis akan dapat meningkatkan
konsistensi dalam bertransaksi.
e. Pelabelaan (Labeling), melibatkan pelekatan semacam gambaran pada seseorang,
seperti “Anda Baik Hati”. Label diduga menyebabkan orang memandang diri mereka dengan
cara yang disiratkan oleh labelnya.
f. Insentif, mencakup jajaran luas
alat-alat promosi, seperti korting harga, undian, rabat, kontes dan kupon.
Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan strategi promosi
produk.
III.
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP
PEMBELIAN DAN KONSUMSI
A. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
B. Pengaruh Kebudayaan Terhadap
Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk
(2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang
diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan
mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh
budaya, sub budaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling
mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Budaya merupakan kumpulan nilai – nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya – sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas – kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Budaya merupakan kumpulan nilai – nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya – sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas – kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
-
Pengaruh budaya yang tidak disadari.
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami
perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat
membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk.
Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh
budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering
diterima begitu saja.
-
Pengaruh budaya dapat memuaskan kebutuhan.
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan
masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman
dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “coba dan buktikan” dalam
memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial.
-
Pengaruh budaya dapat dipelajari.
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil,
yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai – nilai kepercayaan dan
kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai
macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu
misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota
keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Begitu juga dalam dunia
industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara
informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat. Misalnya dengan
adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan
kepercayaan dalam diri masyarakat.
-
Pengaruh budaya yang berupa tradisi
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang
merupakan serangkaian langkah – langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam
rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan
selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat
bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah
fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang
menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara.
Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan
perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.
C. Struktur Konsumsi
Secara matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan
bagaimana harga beragam sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan
produk pada tiap harga (penawaran) dengan kebijakan distribusi dan keinginan
dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini
memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1
ke D2 bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan
untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran
(S).
D. Dampak Nilai- Nilai Inti
Terhadap Pemasar
1. Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan
manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia
mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks
tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga
rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua
kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan
mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
2. Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan
kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk
obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan
penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang,
keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan
ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus
memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak
meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi
keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan
lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan
gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.
3. Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber
daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa
dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan,
yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan
ketersediaan untuk membelinya.
D. Perubahan Nilai
Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa
aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :
a. Budaya merupakan konsep yang
meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari
pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak
menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal
tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.
b. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak
memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari
perilaku manusia tersebut.
c. Kerumitan dari masyarakat modern
yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang
terperinci atas perilaku yang tepat.
REFERENSI
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar