Selasa, 24 November 2015

BISNIS KECIL DAN KEWIRAUSAHAAN

BISNIS KECIL DAN KEWIRAUSAHAAN

       I.            BISNIS KECIL

Bisnis kecil adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri yang tidak mendominasi pasar. Departemen Perdagangan Amerika Serikat menganggap suatu bisnis “kecil” apabila karyawannya kurang dari 500 orang. Sedangkan Small Business Administration (SBA) menganggap perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 1500 orang adalah perusahaan “kecil”. Definisi SBA didasarkan pada dua faktor, yaitu jumlah karyawan dan penjualan tahunan total.

A.    Pentingnya Bisnis Kecil dalam Perekonomian

1.      Penciptaan lapangan kerja
Pertumbuhan pekerjaan relatif di antara berbagai ukuran bisnis sulit untuk ditentukan. Intinya, bila bisnis kecil yang sukses dengan cepat menambah karyawan, bisnis tersebut bisa langsung berhenti disebut sebagai perusahaan kecil.

Bisnis kecil merupakan sumber daya penting dari lowongan pekerjaan baru. Belakangan ini, bisnis kecil membentuk 38 persen dari semua lowongan pekerjaan baru di sektor IT. Walaupun perusahaan-perusahaan kecil sering merekrut pada tingkat yang lebih cepat, mereka mungkin memangkas karyawan pada tingkat yang jauh lebih tinggi pula. Merekalah yang pertama merekrut pada saat ekonomi pulih, tetapi perusahaan-perusahaan besarlah yang terakhir memberhentikan pekerja selama masa ekonomi merosot.

2.      Inovasi
 Inovasi besar lebih mungkin muncul dari bisnis-bisnis kecil (atau individu-individu) daripada bisnis besar. Selain itu, inovasi tidak selalu merupakan produk baru.

3.      Pentingnya bagi bisnis-bisnis besar
Hampir semua produk yang dibuat oleh produsen besar dijual ke konsumen melalui bisnis-bisnis kecil. Selain itu, bisnis-bisnis kecil menyediakan banyak layanan jasa dan bahan-bahan baku yang dibutuhkan oleh bisnis besar. 

B.     Bentuk-Bentuk Bisnis Kecil yang Populer

Bisnis-bisnis kecil lebih umum ditemui pada beberapa industri dibandingkan dengan industri lainnya. Kelompok utama industri bisnis kecil adalah jasa, eceran, konstruksi, finansial dan asuransi, grosir, transportasi, dan perakitan. Masing-masing industri membutuhkan karyawan, uang, bahan baku, dan mesin dalam jumlah yang berbeda-beda, tetapi sebagai satu kaidah umum, semakin banyak sumber daya yang dibutuhkan suatu industri, semakin sulit untuk memulai suatu bisnis dan semakin kecil kemungkinan industri tersebut didominasi bisnis kecil. “Kecil” merupakan ukuran yang sangat relatif, kriterianya (jumlah karyawan dan penjualan tahunan total berbeda antar industri dan sering kali baru berarti bial dibandingkan dengan bisnis yang benar-benar besar.
1.      Jasa
Bisnis jasa merupakan segmen yang paling cepat berkembang di antara semua usaha bisnis kecil. Misalnya, sebuah pengecer menjual produk yang yangdibuat oleh perusahaan lain secara langsung kepada konsumen.

2.      Konstruksi
Sekitar 10 persen orang terlibat dalam bidang konstruksi. Karena kebanyakan pekerjaan konstruksi merupakan proyek-proyek lokal yang berukuran kecil, perusahaan konstruksi lokal seringkali cocok sebagai kontraktor.

3.      Keuangan dan asuransi
Perusahaan asuransi dan keuangan juga menghasilkan 10 persen dalam bisnis kecil. Kebanyakan bisnis ini merupakan afiliasi dari/atau agen bagi perusahaan nasional yang lebih besar.

4.      Grosir (wholesaling)
Bisnis grosir (wholesale business) membeli produk dari produsan dan kemudian menjualnya ke pengecer. Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya dalam kuantitas dan lokasi yang cocok bagi para pengecer. Dengan demikian, untuk suatu volume bisnis tertentu, mereka membutuhkan lebih sedikit karyawan dibandingkan produsen, pengecer, atau penyedia jasa.

5.      Transportasi dan perakitan
Beberapa perusahaan kecil sektar 5 persen bergerak dibidang transportasi dan bisnis yang terkait dengan transportasi. Perusahaan seperti itu meliputi perusahaan taksi, operator pariwisata, dan lain-lain. Sekitar 5 persen pula bergerak dibidang perakitan. Memang terkadang pabrik kecil mengungguli pabrik besar dalam industri inovatif seperti industri elektronik, mainan anak-anak, dan piranti perangkat lunak.

    II.             KEWIRAUSAHAAN

Wirausahawan adalah mereka yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama. Banyak pemilik bisnis kecil mencirikan dirinya sebagai wirausahawan, namun banyak dari mereka tidak bercita-cita memperluas bisnisnya seperti yang dilakukan wirausahawan sejati. Seseorang mungkin hanya menjadi pemilik bisnis kecil, hanya menjadi wirausahawan, atau pemilik bisnis kecil sekaligus wirausahawan. Lalu, apa perbedaan Bisnis Kecil dengan Kewirausahaan?
Yang membedakan kepemilikan bisnis kecil dengan kewirausahaan adalah adanya visi, aspirasi, dan strategi. Pemilik bisnis kecil tidak punya rencana untuk pertumbuhan yang hebat dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman. Sedangkan wirausahawan termotivasi untuk tumbuh berekspansi dan membangun, yang artinya ia siap menanggung resiko.

Karakteristik Kewirausahaan

Banyak wirausahawan sukses mempunyai serangkaian karakteristik yang membedakan mereka dari pemilik bisnis kecil lainnya. Contohnya, sifat banyak akal dan kepedulian terhadap hubungan pelanggan yang baik, bahkan seringkali bersifat pribadi. Banyak wirausahawan sukses juga memiliki hasrat kuat untuk menjadi bos bagi diri sendiri.
Wirausahawan di masa lalu dicirikan sebagai “sang bos” (pria yang percaya diri dan yang membuat keputusan spontan dari belakang meja kerjanya). Sebaliknya, wirausahawan masa kini justru lebih dilihat sebagai pemimpin yang berpikiran terbuka, yang bergantung pada jaringan kerja, rencana bisnis, dan konsensus. Wirausahawan masa kini tidaklah selalu pria, wanita juga memiliki peluang yang sama. Wirausahawan di masa lalu dan masa kini juga mempunyai perspektif yang berbeda mengenai bagaimana mereka berhasil, perana otomatisasi dalam bisnis, dan pentingnya pengalaman versus pengetahuan bisnis.
Dalam kewirausahaan terdapat risiko. Menanggung risiko hampir selalu menjadi elemen inti kewirausahaan. Akan tetapi, menariknya, banyak wirausahawan sukses jarang melihat apa yang mereka lakukan itu berbahaya. Sementara yang lain melihat berbagai kemungkinan kegagalan dan menolak mempertaruhkan segalanya pada bisnis baru, sebagian wirausahawan justru bergairah mengenai gagasan mereka dan mereka merasa yakin mengenai rencana mereka yang dianggap sedikit beresiko atau tidak mungkin gagal.

 III.            MEMULAI DAN MENGOPERASIKAN BISNIS KECIL

Internet mengubah hampir semua peraturan atau kaidah memulai dan mengoperasikan bisnis kecil. Memulai bisnis menjadi lebih mudah dan cepat dibandingkan dulu, lebih banyak peluang saat ini dibandingkan yang pernah ada dalam sejarah, serta kemampuan untuk mengumpulkan dan menerima informasi sedang mencapai puncaknya.
Walaupun demikian, calon wirausahawan harus tetap membuat keputusan yang tepat saat memulainya. Mereka harus memutuskan dengan tepat cara masuk ke dalam suatu bisnis. Selain itu, calon wirausahawan harus tahu cara mencari sumber daya keuangan yang tepat serta memutuskan kapan mendengarkan saran para ahli keuangan.

1.      Menyusun Rencana Bisnis

Rencana bisnis merupakan dokumen yang dibuat oleh wirausahawan yang merangkum strategi bisnis untuk usulan perusahaan baru dan cara strategi tersebit diimplementasikan.

a.       Menetapkan tujuan sasaran.
Secara khusus ada 3 pertanyaan :
-        Apa tujuan dan sasaran wirausahawan?
-        Strategi apa yang harus digunakan untukmendapatkannya?
-        Bagaimana implementasi strategi-strategi ini?

b.      Peramalan Penjualan (Sales Forecasting)
Ramalan penjualan adalah salah satu unsur penting rencana bisnis. Tanpa itu, tidak seorang pun dapat memperkirakan ukuran pabrik, toko, atau kantor yag diperluka atau memutuskan berapa banyak persediaan yang harus ada dan berapa banyak karyawan yang harus dipekerjakan.

c.       Perencanaan Keuangan
Rencana keuangan umumnya mencakup anggaran tunai, laporan pendapatan, neraca, breakeven point. Yang paling penting adalah anggaran kas, yang menunjukkan berapa banyak uang yang dibutuhkan sebelum membuka bisnis dan berapa yang diperlukan untuk menjaga bisnis tetap berjalan sebelum mendapatkan laba.

2.       Memulai Bisnis Kecil

a.       Membeli yang sudah ada
Selanjutnya, wirausahawan harus memutuskan apakah akan membeli suatu bisnis yang sudah ada atau memulai dari awal. Bisnis yang sudah ada telah membuktikan kemampuannya menarik pelanggan dan menghasilkan laba. Bisnis tersebut juga sudah menjalin hubungan dengan berbagai pihak yang meminjamkan uang, para pemasok, dan pihak berkepentingan lainnya. Selain itu, track record yang sudah ada memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diharapkan secara lebih jelas oleh para calon pembeli dibandingkan dengan perkiraan prospek bisnis baru manapun.

b.      Memulai dari awal
Memulai bisnisdari awal beresiko lenih besar daripada membeli bisnis yang sudah ada. Pendiri bisnis-bisnis baru hanya dapat membat perkiraan dan proyeksi mengenai prospek mereka. Keberhasilan atau kegagalan karenanya akan sangat bergantung pada kemampuan mengidentifkasi peluang suatu bisnis. Wirausahawan harus meneliti pasar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
-        Siapakah pelanggan saya?
-        Dimanakah mereka?
-        Pada harga berapa mereka akan membeli produk saya?
-        Dalam jumlah berapa mereka akan membeli?
-        Siapa sajakah pesaing saya?
-        Bagaimana produk saya aka dibedakan dari para pesaing saya?

3.      Membiayai Bisnis Kecil
Sumber modal dapat berasal dari sumber modal internal dan eksternal. Modal yang berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sedangkan sumber eksternal adalah sumber modal yang berasal dari luar perusahaan, yaitu berasal pinjaman bank, investor, dan pihak lainnya.



REFERENSI DARI BUKU :
Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebbert. Bisnis Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta   

REFERENSI DARI INTERNET :
http://www.kompasiana.com/sedikitshare_syahidimam/definisi-sumber-modal_5529ff09f17e618046d623a6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar