BISNIS KECIL DAN
KEWIRAUSAHAAN
I.
BISNIS
KECIL
Bisnis
kecil adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri yang tidak
mendominasi pasar. Departemen Perdagangan Amerika Serikat menganggap suatu
bisnis “kecil” apabila karyawannya kurang dari 500 orang. Sedangkan Small Business Administration (SBA) menganggap
perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 1500 orang adalah perusahaan “kecil”.
Definisi SBA didasarkan pada dua faktor, yaitu jumlah karyawan dan penjualan tahunan
total.
A.
Pentingnya
Bisnis Kecil dalam Perekonomian
1. Penciptaan
lapangan kerja
Pertumbuhan
pekerjaan relatif di antara berbagai ukuran bisnis sulit untuk ditentukan. Intinya,
bila bisnis kecil yang sukses dengan cepat menambah karyawan, bisnis tersebut
bisa langsung berhenti disebut sebagai perusahaan kecil.
Bisnis
kecil merupakan sumber daya penting dari lowongan pekerjaan baru. Belakangan ini,
bisnis kecil membentuk 38 persen dari semua lowongan pekerjaan baru di sektor
IT. Walaupun perusahaan-perusahaan kecil sering merekrut pada tingkat yang lebih
cepat, mereka mungkin memangkas karyawan pada tingkat yang jauh lebih tinggi
pula. Merekalah yang pertama merekrut pada saat ekonomi pulih, tetapi
perusahaan-perusahaan besarlah yang terakhir memberhentikan pekerja selama masa
ekonomi merosot.
2. Inovasi
Inovasi besar lebih mungkin muncul dari
bisnis-bisnis kecil (atau individu-individu) daripada bisnis besar. Selain itu,
inovasi tidak selalu merupakan produk baru.
3. Pentingnya
bagi bisnis-bisnis besar
Hampir
semua produk yang dibuat oleh produsen besar dijual ke konsumen melalui
bisnis-bisnis kecil. Selain itu, bisnis-bisnis kecil menyediakan banyak layanan
jasa dan bahan-bahan baku yang dibutuhkan oleh bisnis besar.
B.
Bentuk-Bentuk
Bisnis Kecil yang Populer
Bisnis-bisnis
kecil lebih umum ditemui pada beberapa industri dibandingkan dengan industri
lainnya. Kelompok utama industri bisnis kecil adalah jasa, eceran, konstruksi,
finansial dan asuransi, grosir, transportasi, dan perakitan. Masing-masing
industri membutuhkan karyawan, uang, bahan baku, dan mesin dalam jumlah yang
berbeda-beda, tetapi sebagai satu kaidah umum, semakin banyak sumber daya yang
dibutuhkan suatu industri, semakin sulit untuk memulai suatu bisnis dan semakin
kecil kemungkinan industri tersebut didominasi bisnis kecil. “Kecil” merupakan
ukuran yang sangat relatif, kriterianya (jumlah karyawan dan penjualan tahunan
total berbeda antar industri dan sering kali baru berarti bial dibandingkan
dengan bisnis yang benar-benar besar.
1. Jasa
Bisnis
jasa merupakan segmen yang paling cepat berkembang di antara semua usaha bisnis
kecil. Misalnya, sebuah pengecer menjual produk yang yangdibuat oleh perusahaan
lain secara langsung kepada konsumen.
2. Konstruksi
Sekitar
10 persen orang terlibat dalam bidang konstruksi. Karena kebanyakan pekerjaan
konstruksi merupakan proyek-proyek lokal yang berukuran kecil, perusahaan
konstruksi lokal seringkali cocok sebagai kontraktor.
3. Keuangan
dan asuransi
Perusahaan
asuransi dan keuangan juga menghasilkan 10 persen dalam bisnis kecil. Kebanyakan
bisnis ini merupakan afiliasi dari/atau agen bagi perusahaan nasional yang
lebih besar.
4. Grosir
(wholesaling)
Bisnis
grosir (wholesale business) membeli
produk dari produsan dan kemudian menjualnya ke pengecer. Grosir umumnya
membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya dalam kuantitas dan lokasi
yang cocok bagi para pengecer. Dengan demikian, untuk suatu volume bisnis
tertentu, mereka membutuhkan lebih sedikit karyawan dibandingkan produsen,
pengecer, atau penyedia jasa.
5. Transportasi
dan perakitan
Beberapa
perusahaan kecil sektar 5 persen bergerak dibidang transportasi dan bisnis yang
terkait dengan transportasi. Perusahaan seperti itu meliputi perusahaan taksi,
operator pariwisata, dan lain-lain. Sekitar 5 persen pula bergerak dibidang
perakitan. Memang terkadang pabrik kecil mengungguli pabrik besar dalam
industri inovatif seperti industri elektronik, mainan anak-anak, dan piranti
perangkat lunak.
II.
KEWIRAUSAHAAN
Wirausahawan
adalah mereka yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan
ekspansi sebagai tujuan utama. Banyak pemilik bisnis kecil mencirikan dirinya
sebagai wirausahawan, namun banyak dari mereka tidak bercita-cita memperluas
bisnisnya seperti yang dilakukan wirausahawan sejati. Seseorang mungkin hanya
menjadi pemilik bisnis kecil, hanya menjadi wirausahawan, atau pemilik bisnis
kecil sekaligus wirausahawan. Lalu, apa perbedaan Bisnis Kecil dengan Kewirausahaan?
Yang
membedakan kepemilikan bisnis kecil dengan kewirausahaan adalah adanya visi,
aspirasi, dan strategi. Pemilik bisnis kecil tidak punya rencana untuk
pertumbuhan yang hebat dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman. Sedangkan
wirausahawan termotivasi untuk tumbuh berekspansi dan membangun, yang artinya
ia siap menanggung resiko.
Karakteristik Kewirausahaan
Banyak
wirausahawan sukses mempunyai serangkaian karakteristik yang membedakan mereka
dari pemilik bisnis kecil lainnya. Contohnya, sifat banyak akal dan kepedulian
terhadap hubungan pelanggan yang baik, bahkan seringkali bersifat pribadi. Banyak
wirausahawan sukses juga memiliki hasrat kuat untuk menjadi bos bagi diri
sendiri.
Wirausahawan
di masa lalu dicirikan sebagai “sang bos” (pria yang percaya diri dan yang
membuat keputusan spontan dari belakang meja kerjanya). Sebaliknya,
wirausahawan masa kini justru lebih dilihat sebagai pemimpin yang berpikiran
terbuka, yang bergantung pada jaringan kerja, rencana bisnis, dan konsensus. Wirausahawan
masa kini tidaklah selalu pria, wanita juga memiliki peluang yang sama. Wirausahawan
di masa lalu dan masa kini juga mempunyai perspektif yang berbeda mengenai
bagaimana mereka berhasil, perana otomatisasi dalam bisnis, dan pentingnya
pengalaman versus pengetahuan bisnis.
Dalam
kewirausahaan terdapat risiko. Menanggung risiko hampir selalu menjadi elemen
inti kewirausahaan. Akan tetapi, menariknya, banyak wirausahawan sukses jarang
melihat apa yang mereka lakukan itu berbahaya. Sementara yang lain melihat
berbagai kemungkinan kegagalan dan menolak mempertaruhkan segalanya pada bisnis
baru, sebagian wirausahawan justru bergairah mengenai gagasan mereka dan mereka
merasa yakin mengenai rencana mereka yang dianggap sedikit beresiko atau tidak
mungkin gagal.
III.
MEMULAI
DAN MENGOPERASIKAN BISNIS KECIL
Internet
mengubah hampir semua peraturan atau kaidah memulai dan mengoperasikan bisnis
kecil. Memulai bisnis menjadi lebih mudah dan cepat dibandingkan dulu, lebih
banyak peluang saat ini dibandingkan yang pernah ada dalam sejarah, serta
kemampuan untuk mengumpulkan dan menerima informasi sedang mencapai puncaknya.
Walaupun
demikian, calon wirausahawan harus tetap membuat keputusan yang tepat saat
memulainya. Mereka harus memutuskan dengan tepat cara masuk ke dalam suatu
bisnis. Selain itu, calon wirausahawan harus tahu cara mencari sumber daya
keuangan yang tepat serta memutuskan kapan mendengarkan saran para ahli
keuangan.
1.
Menyusun
Rencana Bisnis
Rencana
bisnis merupakan dokumen yang dibuat oleh wirausahawan yang merangkum strategi
bisnis untuk usulan perusahaan baru dan cara strategi tersebit
diimplementasikan.
a. Menetapkan
tujuan sasaran.
Secara
khusus ada 3 pertanyaan :
-
Apa tujuan dan sasaran wirausahawan?
-
Strategi apa yang harus digunakan
untukmendapatkannya?
-
Bagaimana implementasi strategi-strategi
ini?
b. Peramalan
Penjualan (Sales Forecasting)
Ramalan
penjualan adalah salah satu unsur penting rencana bisnis. Tanpa itu, tidak seorang
pun dapat memperkirakan ukuran pabrik, toko, atau kantor yag diperluka atau
memutuskan berapa banyak persediaan yang harus ada dan berapa banyak karyawan
yang harus dipekerjakan.
c. Perencanaan
Keuangan
Rencana
keuangan umumnya mencakup anggaran tunai, laporan pendapatan, neraca, breakeven point. Yang paling penting
adalah anggaran kas, yang menunjukkan berapa banyak uang yang dibutuhkan
sebelum membuka bisnis dan berapa yang diperlukan untuk menjaga bisnis tetap
berjalan sebelum mendapatkan laba.
2.
Memulai Bisnis Kecil
a. Membeli
yang sudah ada
Selanjutnya,
wirausahawan harus memutuskan apakah akan membeli suatu bisnis yang sudah ada
atau memulai dari awal. Bisnis yang sudah ada telah membuktikan kemampuannya
menarik pelanggan dan menghasilkan laba. Bisnis tersebut juga sudah menjalin
hubungan dengan berbagai pihak yang meminjamkan uang, para pemasok, dan pihak
berkepentingan lainnya. Selain itu, track
record yang sudah ada memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat
diharapkan secara lebih jelas oleh para calon pembeli dibandingkan dengan perkiraan
prospek bisnis baru manapun.
b. Memulai
dari awal
Memulai
bisnisdari awal beresiko lenih besar daripada membeli bisnis yang sudah ada. Pendiri
bisnis-bisnis baru hanya dapat membat perkiraan dan proyeksi mengenai prospek
mereka. Keberhasilan atau kegagalan karenanya akan sangat bergantung pada
kemampuan mengidentifkasi peluang suatu bisnis. Wirausahawan harus meneliti
pasar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
-
Siapakah pelanggan saya?
-
Dimanakah mereka?
-
Pada harga berapa mereka akan membeli
produk saya?
-
Dalam jumlah berapa mereka akan membeli?
-
Siapa sajakah pesaing saya?
-
Bagaimana produk saya aka dibedakan dari
para pesaing saya?
3.
Membiayai
Bisnis Kecil
Sumber
modal dapat berasal dari sumber modal internal dan eksternal. Modal yang
berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau
dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sedangkan sumber eksternal adalah
sumber modal yang berasal dari luar perusahaan, yaitu berasal pinjaman bank,
investor, dan pihak lainnya.
REFERENSI DARI BUKU :
Griffin,
Ricky W. dan Ronald J. Ebbert. Bisnis
Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta
REFERENSI DARI INTERNET :
http://www.kompasiana.com/sedikitshare_syahidimam/definisi-sumber-modal_5529ff09f17e618046d623a6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar